PENDAHULUAN
Sebagai
pengantar, kita terlebih dahulu memahami bahwa dalam pembahasan ekologi
manusia, manusia ditempatkan dalam konteks prinsip-prinsip ekologi sehingga
lebih diutamakan garis-garis besar evolusi manusia secara umum dengan
menentukan keadaan ekologis kita sekarang dan menduga keadaan ekologis pada
waktu yang akan datang. Dalam mempelajari ekologi manusia, tidak dapat
dipisahkan dengan evolusi manusia. Karena evolusi manusia inilah yang
mempengaruhi intraksi manusia dengan lingkungannya. Semakin tinggi tingkat evolusi
manusia, seharusnya semakin tinggi dan semakin baik pula interaksi dengan
lingkungannya, baik biotik maupun abiotik dan demikian pula sebaliknya.
Banyak media massa saat ini yang memberikan informasi kepada
kita mengenai masalah-masalah yang timbul dalam ekologi manusia saat ini
misalkan kekurangan-kekurangan sumber-sumber mendasar yang dibutuhkan oleh
berbagai industri, kekurangan pangan dan keperluan-keperluan dasar di
negara-negara yang belum berkembang serta distribusi sumber daya yang tidak merata keberbagai
negara.
Sebagai contoh misalnya yaitu pengaruh sumber-sumber daya
terhadap populasi manusia di suatu wilayah. Populasi manusia cenderung
terkonstrasi di daerah-daerah pantai lautan tertentu dengan pelabuhan yang
bagus yang memungkinkan bagi perdagangan industri dan di lembah-lembah dari
beberapa sungai besar. Populasi penduduk yang hidup di daerah tersebut tentu
saja dipengaruhi oleh sumber-sumber daya yang ada pada daerah tersebut.
Sumber daya yang ada di alam dibagi atas 2 yaitu sumber daya
yang habis dipakai dan sumber daya yang tidak habis dipakai dan sumber daya
yang tidak habis dipakai. Sebagaimana diketahui bahwa perkiraan kapasitas
dukung populasi manusia bervariasi sangan luas, tergantung pada apa yang
dipercaya sebagai faktor-faktor pembatas. Sumber daya yang habis dipiakai
seperti misalnya cadangan energi harus dipertanggung jawabkan dimasa mendatang.
Suber-sumber yang tidak habis dipakai seperti misalnya kemampuan bioster untuk
menerima limbah, konsumsi enerti yang toksik, lebih kurang bisa diterima. Tentu
saja dalam pengertian absolut, mineral tidaklah dikonsumsi, tetapi peningkatan
proporsi dari bebapa mineral, seperti helium hilang seterusnya dari bioster.
Jumlah distribusi penduduk di suatu tempat sangat dipengauhi
oleh suplai makanan yang diterima atau dihasilkan daerah tersebut atau luas
daerah yang efisien untuk pertanian yang dimiliki daerah tersebut, dan tentu
saja juga dipengaruhi oleh kemampuan populasi di daerah tersebut untuk mengolah
daerah tersebut sehingga memberikan hasil yang bermanfaat demi kestabilan
populasi itu sendiri.
Selain dipengauhi oleh luas lahan pertanian, ada tidaknya
distribusi populasi penduduk juga sangat dipengauhi oleh mineral-mineral di
daerah tersebut. Manusia menghendaki mineral untuk tambahan-tambahan
makanannya. Beberapa masyarakat industri telah mendukung peningkatan
eksploitasi mineral dimana sumber daya tersebut dipakai sampai habis. Sehingga
wilayah penghasil mineral-mineral seperti Suriname yang terus menerus
mengekspor bouksit, akan mengalami kehabisan suplai mineral dan hubungannya
dengan organisme lainnya.
Ekologi manusia merupakan studi terhadap bagaimana manusia
berinteraksi dengan alam bukan hanya sebagai makhluk biologis, tetapi
lebih-lebih sebagai makluk berbudaya. Ekologi manusia juga menyangkut bagaimana
interaksi itu mempengaruhi kependudukan dan pola organisasi dan juga
konsekuensinya bagi alam, serta timbal balik dari konsekuensi itu. Kalau dahulu
manusia menjadi aktor terbatas di dalam ekosistem tertentu, sekarang menjadi
sumber pengaruh di hampir semua ekosistem di bumi. Bahkan boleh dikatakan, planet
bumi dengan biosfernya lah yang merupakan ekosistem bagi manusia sekarang. Daya
dukung ekosistem inilah yang akhirnya menentukan, penyesuaian apa yang harus
dilakukan manusia dalam perilaku dan pola organisasi untuk tetap survive. (O.S)
Manusia, menurut ilmu biologi, memang jenis mamalia yang
pada prinsipnya dapat dipandang sebagai unsur hewani dalam ekosistemnya. Dan
pandangan ini tentu berlaku untuk masa evolusi spesies leluhur manusia, paling
tidak sampai munculnya Homo sapiens (subspesies kita sekarang), sekitar 150.000
tahun lalu. Dengan munculnya subspesies ini, dengan kapasitas intelektual dan
budaya lebih besar, pengembangan teknologi dan organisasi semakin menonjol.
Namun, konsekuensinya pada lingkungan hidup masih terbatas sebelum manusia mulai
mentransformasikan alam lewat pertanian sekitar 10.000 tahun yang lalu. Bahkan
masih juga terbatas di mana pertanian masih dilakukan secara sederhana, seperti
perladangan berpindah, pada kepadatan penduduk sangat rendah sehingga
proses-proses alami termasuk regenerasi masih dominan dan berjalan baik.
Ekosistem-ekosistem digolongkan ke dalam kategori lebih
besar yaitu biom yang umumnya diidentifikasikan dari vegetasi yang
mencirikannya. Hutan tropis, gurun, padang rumput, merupakan contoh biom. Biom
merupakan unit ekologis terbesar di dalam biosfer. Biosfer itu adalah seluruh
lingkungan hidup di planet bumi.
Setiap ekosistem berbeda dari segi luasan dan keruwetan,
juga dari segi daya dukung dan ketahanan terhadap gangguan. Dalam beberapa
dekade terakhir milenium, hampir semua ekosistem di Sumatera mengalami gangguan
berat, bahkan sangat berat. Ini terutama berhubungan dengan eksploitasi yang
jauh melebihi daya dukung. Konversi hutan menjadi perkebunan pada areal yang
sangat luas merupakan contoh gangguan berat ekosistem hutan tropis Sumatera.
Akibatnya, ekosistem hutan di Sumatera terdegradasi dan akhirnya terfragmentasi
ke dalam blok-blok kecil yang saling terisolir. Ekosistem yang pada awalnya
luas dan stabil, menjadi terkotak-kotak dan sangat rawan terhadap gangguan
baru.
Sebenarnya hampir tidak ada lagi ekosistem yang tidak
dipengaruhi secara nyata oleh kegiatan manusia. Misalnya, jika dalam keadaan
normal hutan tropis basah tidak terbakar walaupun dalam kemarau panjang, tetapi
setelah terdegradasi oleh logging berlebihan akhirnya terbakar juga, seperti
yang dialami dua tahun lalu. Jadi ekologi bumi sekarang boleh dikatakan sudah
menjadi masalah ekologi manusia. Tetapi secara konseptual, ekologi manusia itu
apa?
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian
Ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua
kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti
ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas,
pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914).
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan
informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika,
geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang
pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk
pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.
Ilmu ekologi pada dasarnya menjelaskan hubungan antara
organisme -tumbuhan maupun hewan- dengan lingkungannya. Sifat setiap benda
hidup dimengerti dari segi hubungannya. Bukan hanya dengan alam secara fisik
-termasuk tanah, air dan iklim- tetapi juga dengan benda hidup lain dalam suatu
pola saling ketergantungan yang dinamakan ekosistem. Contoh ekosistem dari
Sumatera adalah hutan tropis dataran rendah, hutan mangrov, sungai, lahan basah
gambut, dll.
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme
dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip
yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut.
Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara
rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang
lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.
Istilah ekologi pertama kali digunakan pada tahun 1865 oleh
Reiter. Tahun berikutnya setelah Reiter memperkenalkan istilah tersebut, Hackle
mendefenisikan ekologi sebagai suatu keseluruhan pengetahuan yang berkaitan
dengan hubungan-hubungan total antara organisme dengan lingkungannya yang
bersifat organik maupun anorganik. Kata lingkungan berarti semua faktor
eksternal yang bersifat biologi dan fisika yang langsung mempengaruhi
kehidupan.
Berdasarkan defenisi di atas, maka kita dapat membagi
ekologi dalam 2 macam ekologi yaitu:
- Ekologi manusia
- Ekologi sosial
Namun yang akan kita bahas kali ini adalah ekologi manusia.
Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal-balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Dalam ekologi manusia
dibahas
- Manusia, kebutuhan dan keinginannya.
- Manusia.
Prinsip-Prinsip Ekologi
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem
dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik
antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor
biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi
makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling
mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
A. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua
makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan
berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme
berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme
yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan
organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi,
saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara
lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut.
a. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus,
seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang
manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah
hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan,
mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk
mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti :
duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku
tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari
makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.
Ada
bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi
morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
1. Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk
kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut.
a. Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi
empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham
dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan
rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan
serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung
mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap
semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat
dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang
melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya
kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang
licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang
dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga
tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk
menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada
tumbuhan bakau untuk bernapas.
2. Adaptasi fsiologi
Adaptasi
fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan
hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
a. Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara
menyemprotkan cairan melalui sisi
lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari
musuhnya.
b. Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi
cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya
sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
c. Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang
dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon
dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
3. Adaptasi tingkah
laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan
pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :
Pura-pura tidur
atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai
Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila
didekati seekor anjing.
Migrasi
Ikan salem
raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk
bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur
empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika
Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan
sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya
mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah
menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.
B. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan
waktu tertentu disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan
Tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran
dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah
kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980 populasi Pinus di
Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada 500
batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun
terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui
kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah batang pohon yangberkurang dengan
lamanya waktu perubahan terjadi :
700 - 500 = 200batang
1990-1980 10 tahun = 20 batang/tahun
Dari rumus hitungan di atas kita dapatkan kesimpulan bahwa
rata-rata berkurangnya pohon tiap tahun adalah 20 batang. Akan tetapi, perlu
diingat bahwa penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi ada berbagai hal.
Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit,
sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya
populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak
dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik iniantara lain :
kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas),
potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas
danmortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan
emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan
manusia. Imigrasi adalah perpindahan
satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu
daerah oleh satu atau lebih organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat
kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi.
Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh
satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar,
imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas
dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan
dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau
penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya,
misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.
C. Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup
pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi
satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila
dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organisme
merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan
melalui keragaman interaksinya.
D. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi.
Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen
penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora,
karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme).
E. Faktor
Abiotik
Faktor
abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor
fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.
a. Suhu
Suhu berpengaruh
terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk
hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu
tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar
matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.
Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai
produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh
terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme.
Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran
biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup
lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi
unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut
dan pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah
yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah
juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di
tempat tersebut, karena ketinggian yang
berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga
berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan
yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan
distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada
garis lintang tertentu saja. Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan
interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas.
Jenis-jenis Interaksi
1. Interaksi
antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup
yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang
sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau
individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di
sekitar kita.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat
erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan
sebagai berikut.
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam
habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua
belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
b. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa
(predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat
hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.
Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan
tikus.
c. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda
spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil
makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. contoh :
Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon
inang.
d. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang
berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan;
salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya
anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
e. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda
spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium
yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
2. Interaksi
antar Populasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu
terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh
interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi
yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain
karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme
istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi
merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang
sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh,
persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
3. Interaksi
antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu
daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas
sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya
padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan,
ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai
dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke
sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya
melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi
antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon
melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
4. Interaksi
Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk
ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya
aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem
terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus
materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem
dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya
keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini
tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem
untuk mencapai keseimbangan baru.
DAFTAR PUSTAKA
--------------------2012
WWW.Wordprees/ekologi manusia (diakses tanggal 5 Maret 2013).
--------------------2019
WWW.Wordprees/ekologi /2009(diakses tanggal 5 Maret 2013).
0 comments:
Post a Comment